Mimpi Harus Diperjuangkan, Mengapa?

Sumber : Diambil dari Google, 2018

“Lokasi boleh lahir di mana saja, tapi lokasi mimpi harus di langit.” (Bang Anis Baswedan).

Pesan Anis memang berkesan dan masuk ke paling dalamnya hati. Saat saya sedang punya mimpi untuk study master dengan beasiswa, di saat itu pula Anis melontarkan kalimat keren itu di Talkshow Mata Najwa tahun 2015 di UGM. Makin kokohlah hati memegang mimpi. Seperti kokohnya hati memegang janjiku padamu *hahlah.

Agar lengkap dari saran Bang Anis, Soekarno juga memberi tambahan, “... Setidaknya, kalau jatuh, kita jatuh di antara bintang-bintang.” Lengkap sudah konsep tentang pentingnya berani bermimpi dengan sangat tinggi setinggi-tingginya.

Lalu, mengapa setiap orang harus memiliki mimpi? Mengapa mimpi yang dimiliki itu harus diperjuangkan? Lebih dari itu, setiap insan pemimpi harus siap taruhan lahir batin, dengan dirinya dan orang sekelilingnya demi mimpi. Siap kerja keras dan mendapat jeweran misal gagal. Tapi pokoknya pantang untuk mengorbankan segalanya. Seperti pengorbanan Rangga demi Cinta (Cinta itu nama orang lho ya, mungkin Anda belom nonton film AADC-2 yang lagi buming itu, mungkin-mungkin...).

Perjuangan mencapai mimpi kadang butuh pertaruhan waktu, pikiran, dan juga perasaan. Ya, mimpi memang harus kita jemput. Untuk menjemputnya kita butuh perjuangan yang kadang menyayat hati karena dibuat kecewa oleh hasil perjuangan. Misalnya gagal sekali dua kali dalam usaha keras yang sudah dijalani.

Kadangkala perjuangan yang keras pun tak sampai mimpi terwujud. Untuk mewujudkannnya maka akan membutuhkan kerja keras kedua, ketiga, keempat bahkan sampai pada kerja keras yang menguras waktu lebih lama lagi. Sebab tak ada yang tidak mungkin di dunia ini, cuma mungkin usahanya saja yang tak seberapa dibanding kompetitor kita.

Ada banyak sekali cerita mimpi yang tercapai setelah menapaki perjalanan panjang. Setelah mengalami kegagalan pada tahap pertama atau kedua bahkan lebih dari puluhan kali (saya ingat teman cerita, temannya teman sampai test IELTS sampai 24 kali baru berhasil. Wow. Sekali test lebih dua juta setengah RP, bayangkan berapa puluh juta untuk 24 kali test? Tapi akhirnya dia sekarang di UK untuk studi master).  

Mimpi, tak kurang dari kata harapan atau cita-cita. Harapan setiap orang memang akan berbeda, tapi bahwa Ia harus memiliki harapan dalam hidupnya itu sudah pasti. Karena hanya harapan dalam hidup sehingga hidup itu hidup. Semakin tinggi harapan hidup, semakin besar pula kebahagiaan manusia. (Ini teori kesejahteraan, perbandingan tingkat harapan hidup virsus kebahagiaan; semakin tinggi harapan hidup masyarakat di suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat kebahagiaannya).

Itulah tentang pentingnya mimpi dalam hidup, dan mengapa harus diperjuangkan demi hidup itu sendiri.

Tidak hanya diperjuangkan, mimpi juga perlu didoakan orang lain. Berjuang ditambah dengan doa banyak orang itu semakin mantap, semantap slogan Busyro untuk Sumenep.

Jadi penting pulak untuk menuliskan setiap mimpi yang ingin kita wujudkan. Tujuannya biar kita selalu ingat dan diingatkan oleh tulisan yang kita tulis sendiri; saya akan... saya akan bla bla bla adalah janji untuk diri sendiri, so jangan khianati diri sendiri. Sebagaimana Danang A. Prabowo bilang, “Tuliskan mimpi-mimpi Anda secara nyata, jangan hanya dalam ingatan saja, karena pasti Anda akan lupa.” Ini juga pelajaran bagi orang di Jakarta itu, janji kampanye mereka harusnya ditulis di kantornya biar gak lupa sama janjinya sendiri. Jadi kenapa rakyat kadang dikhianati? Mungkin lupa nulis janji kampanye di dinding kamar tempat dia tinggal. Entahlah.

Yogyakarta, 13 Oktober 2016
Mimpi Harus Diperjuangkan, Mengapa? Mimpi Harus Diperjuangkan, Mengapa? Reviewed by Robi on 06:52:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.