Kampung Inggris #1 Awal Dari Perjalanan


Ini sebatas cerita sederhana; awal dari perjalananku di sini. Penting bagi saya karena ada liku sehingga saat ini ada di Kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur. Berikutnya, setiap ada ide akan saya tulis sehingga menjadi kesinambungan tulisan traveling selama di Pare. Saya akan tulis segala hal yang dirasakan, entah itu pengalaman sedih dan bahagia, tips, dan cerita, yang mungkin ada manfaat untuk pembaca yang sedang punya rencana untuk juga menimba ilmu bahasa Inggris di sini, Kampung Inggris.

Saya tahu Kampung Inggris di Pare sudah sejak lama, pada saat mondok di Annuqayah, Sumenep. Karena waktu SMA sangat padat dengan banyak kegiatan OSIS dan juga ikut pengajian kyai saat hari libur, akhirnya tak sempat ambil kursus di Pare. Padahal sebetulnya teman-teman saya banyak yang ambil kesempatan belajar di Pare saat libur selama bulan Ramadhan.

Tapi tetap, yang namanya keinginan tetap masih ada. Masuk universitas di Jogja. Saya pikir di sanalah kesempatan akan semakin luas. Tapi ternyata tidak. Masalahnya sama saja. Pada waktu sebagai mahasiswa justru kegiatan makin padat mulai dari tergiur jadi panitia Ospek, yang otomatis sibuknya pada waktu hari libur. Sampai kegiatan di remaja masjid yang tidak boleh ditinggal. Duh... Jadi, ceritanya saya jadi takmir masjid di Jogja untuk menghemat uang saku. Okedeh. 4 tahun sebagai mahasiswa, tak ada kesempatan ke Kampung Inggris.

Rencana yang tertunda masih juga tertunda. Kali ini tak boleh lagi tertunda. Kuputuskan tekad untuk berangkat.

Akhirnya setelah lulus dan selesai wisuda saya langsung cuss ke Pare, tepatnya tanggal 5 April 2016. 1 bulan lebih dikit pasca wisuda. Apakah ini tiba-tiba? Jelas tidak. Faktanya saya punya keinginan sejak SMA, semakin kuat saat semester 6.

Semester 6 saya mulai (dan mungkin sudah) mikir apa yang harus dilakukan setelah lulus nanti. Intinya jangan sampai jadi pengangguran. Haha. Saya putuskan studi lanjut. Nah, untuk studi master dengan tidak bayar sendiri itu cuma ada satu jalan, beasiswa. Atau Father Fondation Scholarship juga bisa sih... Tapi kalau bokapku bisa di mana dulu? Sedang mimpi tak ada yang rendah. I right?

Ancang-ancangku begini: Berangkat ke Pare sesudah semua urusan di Jogja beres pasca lulus, nanti ambil program speaking satu bulan, lanjut grammar program, lanjut ke Pre-TOEFL, lanjut pada yang lebih tinggi, TOEFL Course dan nanti IELTS, entah kapan. Saya tahu kalau IELTS itu baik diambil kalau memang udah mapan basic dan seenggaknya TOEFL sudah paham pakek bingit. Kira-kira butuh waktu 6 bulan. Pokoknya itu peta perjuangan saya di Kampung Inggris yang terbayang pada semester 6, menginjak semester 7.

Rencana belajar itu berdasarkan riset kepada diri sendiri. Dengan pertanyaan dasar, apa sih yang aku butuhkan untuk mendalami bahasa? Kesimpulannya, memulai dari paling dasar. Ini juga tips bagi Anda yang akan belajar di Kampung Inggris.

Pertama, pahami target akhirnya. Bisa saja belajar bahasa inggris untuk kepentingan kerja, atau untuk lanjut studi. Ini tentu saja berbeda dalam mengambil program dan memilih tempat kursus; secara umum, kalau untuk studi lanjut tentu TOEFL atau IELTS, sedang kerja butuh speaking yang baik untuk tahap wawancara dan seterusnya. Banyak lembaga yang memberi layanan semua skill bahasa, namun perlu dicatat bahwa setiap lembaga umumnya memiliki spesialisasi dalam skill tertentu saja. Dan baik bila ambil kursus di lembaga sesuai spesialisasinya.  

Kedua, ukur kemampuan diri. Ini penting sekali untuk memastikan Anda tidak salah ambil program. Kalau memang seperti saya alami, saya ambil speaking dasar karena memang saya sangat pasif dan nol ditulis besar untuk skill bahasa inggris. Saya mendapat keuntungan untuk berani ngomong dalam keseharian, tak kaku baca tulisan berbahasa inggris, serta sedikit dasar untuk discussion and debating.

Bila target TOEFL, dengan catatan sudah pernah belajar grammar skill maka bisa langsung datang di lembaga Elfast atau Test Course yang punya spesialisasi TOEFL. Di sana hanya butuh waktu satu bulan dengan sistem belajar camp (24 jam dalam bimbingan). Apabila grammar skill-nya belum beres, sebaiknya ambil program grammar terlebih dahulu. Butuh waktu sekitar 1,5 bulan.

Ketiga, berapa lama waktu yang dimiliki. Memilih lembaga kursus untuk speaking maupun grammar bisa dalam waktu singkat maupun lama. Di Pare ada sistem paket dan sistem tahap. Kalau paket biasanya lama, sekitar 2-3 bulan. Ada juga yang bukan paket, yaitu minimal 2 minggu. Misal kita punya waktu 1 bulan, berarti nanti bisa registrasi lagi, ambil 2 minggu berikutnya dengan materi yang belum diambil.

Saya memilih sistem tahap. Kenapa? Untungnya, saya bisa bebas menentukan program yang akan diambil. Juga saya bisa hemat waktu dan menentukan waktu sendiri. Tidak ditentukan oleh lembaga kursus. Kalau sistem paket juga bagus, khususnya bagi Anda yang punya waktu banyak.

Begini perbandingannya: program grammar. Kalau ambil paket selesai 2 bulan, dengan waktu yang sudah ditentukan penyelenggara. Saya milih bukan paket, sehingga program grammar bisa selesai 1 bulan.  Hemat waktu, kan. Bagaimana caranya? Saya atur waktu sendiri dengan mengambil 4-5 materi dalam sehari (dari 9 HP). Memang berat sih, karena dalam sehari butuh waktu 7-8 jam duduk manis di dalam kelas. Benar-benar full day school.
Kampung Inggris #1 Awal Dari Perjalanan Kampung Inggris #1 Awal Dari Perjalanan Reviewed by Robi on 07:08:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.