Mengapa Single?




Single sih pilihan. Enaknya, kita bebas mengenal lebih banyak perempuan atau laki-laki. Kan cewek dan cowok gak cuma satu di dunia ini. Mengenal lebih banyak cewek atau cowok dengan pendidikan yang berbeda, pengalaman yang ragam, sampai latar belakang yang bermacam-macam; semua itu akan semakin menambah kaya otak ini. Masa remaja ini jadi gak sempit amat, ada kebebasan lebih untuk mengenal lebih jauh, belajar lebih banyak, dan tentu saling berbagi. Lain lagi, kita tak perlu terbatasi oleh tatib hubungan. Akhirnya kita menjadi pemimpin pada diri sendiri tanpa intervensi *ciah.

Memang sih, tak semua orang itu begitu ketatnya dalam menjalin hubungan serius. Meskipun ujungnya pada bingung juga, terlalu membiarkan itu artinya tak perhatian banget. Salah satu pihak akan timbul perasaan untuk menilai tingkat perhatiannya. Misalnya kalau kita berbohong, toh pada suatu saat juga akan ketahuan, lalu? Ya memang di sini masalahnya.


Setiap gerak perjalanan kita musti laporan. Mengabari mau kemana, dengan siapa, sampai kapan, naik apa, dan saat ketemu sama pasangan nantinya juga pasti ditanya detailnya. Ini kalau ada curiga. Cemburu. Tapi, katanya sih kalau cemburu itu adalah tanda bahwa cinta itu masih ada. Mungkin benar. Tapi mungkin juga salah.

Bila seperti ini, akan terasa ruwetnya. Serasa gak ada kebebasan hidup.

Enaknya single, juga kita bisa konsentrasi pada tujuan masa depan. Bahwa masa depan itu perlu juga untuk diperjuangkan seserius mungkin. Seserius Anda memperjuangkan pendamping hidup. Ah!. Masa depan adalah penentuan kebahagian kita bersama pasangan nantinya. Sukses kita adalah kebahagian keluarga yang akan dibentuk pada waktunya nanti.

Jadi ini akan menjadi motivasi ampuh pada single. Bahwa, “aku berjuang untuk masa depan demi membahagiakan siapapun kau yang nanti akan menjadi pendamping hidupku”.

Untuk Anda yang sudah terlajur, masalahnya, bagaimana bisa berpikir jauh ke depan bila yang diobrolin sesuatu yang tak ada hubungannya dengan masa depan? Sebagai contoh adalah sikap curiga yang berlebihan tadi. Terlalu menaruh cemburu memang kurang baik, sebab itu bukan pikiran yang positif.

Jadi biar aman kita selalu harus positif thinking. Agar yang sudah menjalaninya bisa lebih maju. Berpikir maju, dan merencanakan sesuatu yang juga membawa pada kemajuan.

Lain hal, Saya cuma khawatir pada diri sendiri; mungkin Anda merasakan yang sama, atau cerita yang sebaliknya. Karena kadang perempuan itu selalu enak dipandang, sulit buat fokus untuk melihat selain perempuan. Bagaimana tidak? Hilang sehari tanpa ijin saja penuh tanda tanya. Ngeliat bareng teman dekat saja jadi buat pikiran berbayang-bayang. Pada bagian waktu mana bisa konsen untuk urusan pengambangan diri sendiri?

Tapi ada juga yang karena seorang cewek ia mampu mencapai puncak cita-citanya. Tapi kan sedikit. Boleh juga sih menjadi bagian dari yang sedikit itu. Boleh dicoba.

Seenggaknya Ia gak over cemburu. Lebih lagi si dia dapat memotivasi semangat belajar pasangannya. Belajar apapun. Karena hanya dengan cara banyak belajar hidup ini akan berwarna. Penuh ilmu, sarat pengalaman.

Lalu, karena single pilihan, ada waktu dimana kita akan putuskan diri untuk tidak lagi sendirian. Setelah mimpi, cita-cita, benar-benar di pangkuan. Kau (siapapun dan dimanapun) akan ku halalkan juga. Menuju bahagia.

Jogja, 11 Agustus 2016
Mengapa Single? Mengapa Single? Reviewed by Robi on 23:53:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.